dan kesakitan ini terus
memijak-mijak
firasat yang tak bisa tembus
melewati langit jingga
hati yang kelam
getaran tubuh rakus
menggigilkan nostalgia
remuk menjiwai watak kosong
hilang ditelan arakan awan
yang berahi meratah lesu diri
ghairah melepaskan lelah
pada kasur yang mendetikkan
rasa aman-bingung
bayang-bayang sebelum ini
pecah sendiri diamuk
bisa-bisa dari lidah licin
tak bersisik-lancar
aduh, berikan nafas wangi itu
dan biar pedih ditawarkan
senyum berulang-ulang tembus
ke liang roma dan menjadi penawar
tak tercemar lagi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan