Tak kira dipentas mahupun dikamar
bila desah suaraku bangkit
seperti kau jua-bergegas
tapi aku tidak bergesa
malah elus menutur lidah berahi
kita tidak serupa
dan bila suaraku teriak
dalam gema bicaramu
perdu maksud kau baca
sama kutafsir raut wajahmu
ada getar dada, bergelora
kita bukan sama
suaraku masih lunak
dan kau agungkan garau persis basah
apa aku peduli
jika syukur kuhadam sedalam nurani
pasti kujerit, laung ke langit
biar sekuala dengar dari bumbung ke bumbung
teriakku bukan seorang baik
bersalut debu tak bisa ditapis
kita beda bukan?
dan bila suaraku dalam gema bicaramu
bersiaplah, dengan perisai lebar
atau nanti kuliwat katamu dengan hina
atau malu tak tertutup
seperti maruah dara yang hancur
kalau nanti kau sedar
gema bicaramu kutindih
menjadi debu kotor mungkin ranap
ditimpa hujan hujah bertitik bernas
antara kita ada ketewasan
tetap lain melenggok retorik masa
katamu perjuangan berpasak gagasan
kataku gagasan bersalut perjuangan lagi utuh
bila suaraku desah bangkit
moga kau sedar intonasinya.
N.Faizal / 09012010/DBPKL-UKM