Pawana membisik rayu simpatiku
lalu fikir ke daerah gersang ranap
yang terpercik nyanyian bumi tuhan lagukan
tragis mengirama
aduhai sepadang manusiawi
jangan angkuh memunggah karma dunia
intailah langit rendah tingginya
dan sabar angin jua berbatas melihat durja
menggelegak amarah lahar bumi
lalu aku menerawan ke
melihat air mata, mentafsir makna.
N.faizal/06102009/UKM
Tiada ulasan:
Catat Ulasan