Kita bertemu di padang peristiwa
Tak kuduga
Lalu lidah bercicip
Bibir berhias madu
Matamu kuyu kesegaran
memandang dalam
Ke telaga hatiku
Yang kekeringan kata
Ditikam lidahmu
Bugar senyum di kelopak bibir
Kuhisap manisannya
Mendasari ufuk jantung
Terpana aku seketika
Melayan mata bundarmu
Indah
Mungkinkah
Desus nafas berombak
Adalah cinta
Untuk pertama kalinya
Atau nafsu semata.
N.faizal/30062009/Kota Bharu
2 ulasan:
Puisi ni sangat bagus dan mendalam maksudnya.Gaya bahasanya puitis, macam penyair handalan.Cubalah hantar ke media.kalau tak yakin ke media perdana,cuba hantar ke Tunas Cipta.Kamu berbakat.Insya-ALLAH kalau konsisten,suatu hari nanti kamu akan dapat menggantikan Pak Samad. Perjalanan masih panjang :)
InsyaAllah, terima kasih kerana menatapnya.
Catat Ulasan