Selasa, 31 Mac 2009

Terhitungnya Derap-Derap Tasbih.


hening dinihari
mimpinya tidak terulit
terbatas oleh rindu
pada derap-derap tasbih
menghitung zikrullah
mengerlipkan gundah hati
yang sarat celaru
dengan dosa lalu
lantas,
air mata luruh
setelah limpah dikelopak
dengan sendu nan daif
bermunajat
disepertiga malam
mengharap redha-Nya.

Alahai..

kesibukkan warga kota metropolitan telah menimbulkan satu sikap negatif dalam kalangan masyarakat kita kini. Apa yang saya maksudkan ialah sikap mementingkan diri sendiri, dan tidak bersosial dengan masyarakat sekekling amnya dan dengan jiran tetangga khususnya.
Sebagai masyarakat Melayu yang telah terkenal dengan adat sopan dan tatasusila yang tinggi, sikap negatif tersebut sepatutnya tidak berlaku. Duduk berjiran tetapi tidak tahu siapa jirannya, aduhai tak tahu saya nak kata apa..
Jadi kepada pembaca yang singgah ke blog saya terima kasih saya ucapkan, dan sama-samalah kita kembalikan semangat ketimuran yang telah lama dipupuk oleh nenek moyang, terutamannya hubungan dengan masyarakat terdekat. Sekian.

Masih adakah purnama.



Setelah malam beradu
mentari sinar menyuluh
kalut manusia
menguis sisa hidup
dari perca usia
menerjah waktu
terkadang buntu
sesak benak fikir
mencari sesuap kenyang
menanti malam
mungkinkah ada lagi
purnama terang
menjadi teman tidur yang nyenyak
atau tidur selamanya.